Selasa, 25 Februari 2014

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK


PENGEMBANGAN PRODUK BARU TEH ICHI-OCHA 

Teh Ichi-Ocha adalah produk baru yang dipasarkan di Indonesia oleh PT Indofood Asahi Sukses Beverage (IASB) perusahaan perusahaan kerjasama antara PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. dengan Ashai Group Holdings Shouteast Asia Pte. Ltd. dari Jepang. Ichi Ocha berasal dari kata Ocha atau teh yang merupakan minuman asal Jepang yang dipercaya memiliki manfaat bagi kesehatan. Sedangkan Ichi diambil dari kata Ichiban yang berarti pertama. Ichi Ocha atau the nomor satu kini hadir di Indonesia meramaikan industry minuman ringan.
Disini kami akan mengembangkan produk the Ichi Ocha yang notabene adalah produk minuman teh dengan menggunakan teh hijau sebagai bahan utamanya. Alasan kami ingin mengembangkan produk minuman ini adalah, dikarenakan kemasan teh botol Ichi Ocha yang monoton dan cukup tidak konvensional karena beratnya yaitu 3.63 kg sehingga kami akan menjadikan teh Ichi Ocha sebagai teh bubuk kemasan yang lebih ringan namun tetap praktis. Dan varian rasa the Ichi Ocha yang hanya memiliki satu rasa yaitu original sehingga kami akan mengembangkannya menjadi beberapa varian rasa. Sebelum menjelaskan tentang cara pembuatan the ichi ocha versi bubuk dengan varian rasa dan keterangan lainnya, akan dijelaskan karakteristik serta manfaat dan nilai gizi dari teh tersebut terlebih dahulu.

Rincian Produk
Nama Produk: Ichi Ocha Green Tea 500ml x 6 Pcs
Brand Produk: Ichi Ocha
Nomor Produk: S000009252
Berat Kotor: 3.63 Kg
Dimensi Produk: 42.00cm X 25.00cm X 42.00cm
Ichi Ocha Green Tea. Komposisi : air, gula, daun teh hijau, pengatur keasaman natrium bikarbonat dan kalium karbonat, antioksidan asam askorbat, perisa identik alami melati. Diproduksi oleh Cocoaland Industry, Malaysia. BPOM RI ML 268309001298

Teh hijau adalah teh yang dibuat dari daun tanaman teh (Camellia sinensis) yang dipetik dan mengalami proses pemanasan untuk mencegah oksidasi, atau bisa juga berarti minuman yang dihasilkan dari menyeduh daun teh tersebut. Selain nilai-nilai kultural dan ritual tadi, teh hijau banyak memberi manfaat buat kesehatan :
Menghambat pembentukan kanker.
Mencegah penyakit jantung dan stroke.
Menstimulir sistem sirkulasi, memperkuat pembuluh darah, dan menurunkan kolesterol dalam darah.
Proses Produksi Teh Hijau
1. Proses Pelayuan
Setelah penerimaan pucuk dari kebun, daun teh ditebar & diaduk-aduk untuk mengurangi kandungan air yang terbawa pada daun. Setelah itu daun teh dilayukan dengan melewatkan daun tersebut pada silinder panas ± sekitar 5 menit (sistim panning) atau dilewatkan beberapa saat pada uap panas bertekanan tinggi (sistim steaming), proses pelayuan ini bertujuan untuk mematikan aktivitas enzim sehingga akan menghambat timbulnya proses fermentasi.
Menurunkan kadar air menjadi sekitar 60 – 70 %.
a. Peko (daun pucuk).
b. Jikeng (daun bawah / tua).
c. bubuk / kempring (remukan daun).
d. tulang

2. Proses Pendinginan
Bertujuan untuk mendinginkan daun setelah melalui proses pelayuan.
3. Proses Penggulungan daun
Menggunakan mesin Jackson, bertujuan untuk memecah sel-sel daun sehingga teh yang dihasilkan akan mempunyai rasa yang lebih sepet. Proses ini hampir sama dengan proses penggilingan pada proses pembuatan teh hitam, tetapi untuk proses pembuatan teh hijau daun yang dihasilkan sedapat mungkin tidak remuk / hanya tergulung, dan mempunyai rasa yang lebih sepet. Proses penggulungan berkisar antara 15 – 30 menit.
4. Proses Pengeringan
Proses pengeringan yang pertama dilakukan adalah dengan menggunakan ECP drier, kemudian setelah itu langsung dilanjutkan dengan pengeringan menggunakan rotary drier. Proses pengeringan pertama akan menurunkan kadar air menjadi 30 – 35 %, dan akanmemperpekat cairan sel. Proses ini dlakukan pada suhu sekitar 110° – 135° C selama ± 30 menit. Proses pengeringan kedua akan memperbaiki bentuk gulungan daun, suhu yang dipergunakan berkisar antara 70° – 95° C dengan waktu sekitar 60 – 90 menit. Produk teh hijau yang dihasilkan mempunyai kadar air 4 – 6 %.
5. Proses sortasi
Proses ini bertujuan untuk mendapatkan teh hijau dengan berbagai kualitas mutu :
Setelah melewati proses utama teh hijau, untuk dijadikan serbuk ,teh kemudian di lakukan proses kembali yaitu :
Daun teh digiling sampai halus menjadi bubuk, dihindari daun teh terkena air atau udara lembab karena akan merusak daun teh dan kadar kekeringan bubuk teh akan berkurang. Dikarenakan teh bubuk Ichi Ocha ini akan dijadikan teh bubuk instan, maka bubuk teh yang telah digiling dicampurkan dengan gula, pengatur keasaman natrium bikarbonat dan kalium karbonat, antioksidan asam askorbat, perisa identik alami melati bubuk dan dicampur hingga rata.. Untuk kemasan, bubuk teh dimasukkan kedalam kemasan alumunium foil sachet dengan isi setiap sachet nya yaitu 50 gram.
Dari produk teh ini, kami ingin melakukan pengembangan produk dengan menambahkan varian kemasan teh dalam bentuk bubuk. Pada dasarnya terkadang masyakat Indonesia lebih menyukai teh dalam keadaan hangat untuk diseduh. Teh ini sudah cukup baik dalam segi komposisi, jadi hanya perlu menambahkan varian berbeda untuk merangkul konsumen dan segmen pasar lebih banyak lagi


Teh Bubuk Ichi-Ocha Aneka Rasa:
·         Teh hijau rasa madu hitam
Madu hitam adalah salah satu jenis madu yang berbeda daripada madu yang umum. Madu lazimnya berwarna coklat terang atau putih dengan rasa yang manis. Madu jenis ini memiliki warna gelap yang lebih condong ke warna hitam. Biasanya, rasa madu hitam adalah pahit, walaupun ada madu hitam yang rasanya manis seperti madu lengkeng. Hal ini dikarenakan kandungan alkaloid yang tinggi. Alkaloid merupakan bahan antibiotic dan anti infeksi alami dari madu. Bahan ini diyakini bisa membantu penyembuhan berbagai penyakit. Selain memiliki khasiat madu seperti lazimnya,madu pahit juga memiliki kelebihan untuk membantu penyembuhan berbagai penyakit terutama sakit maag atau asam lambung, membantu proses penyembuhan diabetes, dan diyakini bisa meningkatkan stamina pria dewasa. Karena kandungan alkaloidnya yang tinggi, madu hitam juga bisa digunakan untuk membantu penyembuhan luka luar. Dengan paduan madu hitam yang berkhasiat tinggi teh hijau Ichi-Ocha melengkapi manfaat dari mengkonsumsi teh ini. Kekurangan dari produk teh ini yaitu pada komoditi madu hitam yang sukar di temukan atau belum banyak di kembangkan.

·         Teh hijau rasa rosella
Rosella adalah bunga yang sangat  berkhasiat untuk kesehatan. Mulai dari menurunkan kadar kolesterol, diabetes, hipertensi, hingga asam urat. Teh ini juga berkhasiat mencegah oesteporosis dan baik dikonsumsi untuk ibu hamil dan bayi di dalam kandungannya. Teh yang berasal dari tanaman Rosella ini juga berfungsi mengatasi batuk, sakit tenggorokan, dan sariawan. Rosella ini juga bisa menjaga kehalusan kulit dan keriput. Khasiat lainnya adalah melancarkan buang air besar. Di antara banyak khasiatnya, Rosella diunggulkan sebagai herba antikanker dan hipertensi. Dengan paduan rosella yang banyak manfaat serta khasiat  yang tingggi teh Ichi-Ocha  melengkapi manfaat dari mengkonsumsi teh ini. Kekurangan dari produk teh ini yaitu cepat mengalami busuk setelah dipetik sehingga harus segera diproses  dalam waktu 2 hari. Keadaan ini mungkin dapat menghambat proses pembuatan teh hijau rasa rosella

·         Pada produk yang dikembangkan yaitu teh hijau Ichi-Ocha bubuk, dan teh bubuk aneka rasa memiliki banyak tantangan dalam pengembangannya. Dari segi produksi, bahan baku pada teh hijau rasa madu hitam sulit di dapatkan karna belum banyak yang membudidayakan madu hitam. Sedangkan pada teh hijau rasa rosella kendalanya yaitu dari buah rosella yang memiliki umur simpan yang singkat jika ingin menghasilkan teh dengan kualitas terbaik.
·         Dari segi gagasan mengenai produk baru mungkin belum dapat terealisasi dengan baik di pasar. Variansi teh hijau ini dibuat untuk memperluas segmen pasar yaitu tidak hanya anak muda tetapi juga orangtua yang menyukai teh dalam kondisi hangat untuk diseduh. Di sisi lain, pasar menjadi yang terbagi-bagi menyebabkan persaingan yang ketat pasar menjadi terbagi-bagi (maket fragmentation ).Perusahaan harus mengarahkan produk baru mereka ke segmen pasar yang lebih kecil, dan hal itu berarti penjulan dan laba yang lebih rendah untuk tiap produk.
·         Kendala sosial dan pemerintah : Produk baru harus memenuhi kriteria seperti keamanan konsumen konsumen dan keseimbangan lingkungan. Banyaknya  kriteria kriteria  yang harus  ditetapkan oleh produk baru menjadi hambatan pada berjalannya produk pengembangan tersebut.
·          Pada kondisi finansial yaitu mahalnya proses pengembangan produk baru. Suatu perusahaan pada umumnya harus menciptakan berbagai gagasan tentang produk baru untuk menemukan hanya satu produk yang layak dikembangkan. Pada pengembangan produk teh hijau ini, memungkinkan perusahaan sering menghadapi biaya litbang, manufaktur, dan pemasaran yang tinggi karena komoditasnya yaitu teh, madu hitam, dan rosella nya sendiri ialah komoditi pilihan dan tidak banyak terdapat di semua wilayah Indonesia.
·         Waktu pengembangan yang lebih singkat yaitu PT Indofood Asahi Sukses Beverage (IASB) mungkin  tidak dapat mengembangkan produk-produk baru secara cepat. Hal ini karena untuk memasarkan produk baru juga harus memperkenalkan produk secara extra. Artinya pada tahap ini, perusahaan harus menciptakaan citra baik produk ini kepada konsumen.

·         Siklus hidup produk yang lebih singkat : Ketika produk Teh Ichi-Ocha Bubuk aneka rasa ini baru berhasil, pesaing dengan cepat akan meniru. Sehingga, persaingan semakin ketat dan memungkinkan konsumen lebih menyukai produk dari pesaing. 

Selasa, 18 Februari 2014

LAHAN BUDIDAYA DAN PABRIK PENGOLAHAN KOPI DI KABUPATEN DAIRI SUMATERA UTARA

Tanaman kopi merupakan komoditi ekspor yang cukup menggembirakan karena mempunyai nilai ekonomis yang relative tinggi di pasaran dunia. Tanaman kopi jenis arabika saat ini mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi dibandingkan dengan kopi Robusta yang mana pada tahun 1990 harga kopi Arabika 1,85 U$D/Kg, sedangkan kopi Robusta 0,83 U$D/Kg.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan harga kopi Robusta di pasaran dunia antara lain :
  1. Kelangkaan pasok jenis kopi Arabika.
  2. Kopi robusta mengalami over supply.
  3. Penggunaan kopi Robusta semakin tinggi.
  4. Situasi pasaran dunia untuk jenis Robusta menurun sehingga ICO melakukan pemotongan kuota sebanyak 2 kali lipat dalam setahun.
Dari hal tersebut perlu adanya usaha pemilihan jenis kopi yang mempunyai nilai ekonomis dan rasa yang relatif baik serta yang tahan terhadap penyakit karat daun.  
Usaha untuk merebut peluang pasar kopi antara lain dengan Pengembangan tanaman kopi Arabika melalui kegiatan peremajaan, peluasan dan rehabilitasi tanaman kopi dari kopi Robusta menjadi kopi Arabika.
LOKASI INDUSTRI
            Kabupaten Dairi mempunyai Luas 191.625 Hektar yaitu sekitar 2,68 % dari luas provinsi  Sumatera Utara (7.160.000 Hektar). Kabupaten Dairi terletak sebelah Barat Laut propinsi  Sumatera Utara. Kabupaten Dairi sebagian besar terdiri dari dataran tinggi dan berbukit-bukit  yang terletak antara 98°00’-98°30’ dan 2°15’-3°00’ LU. Kabupaten Dairi yang terletak di sebelah Barat laut Provinsi Sumatera Utara yang berbatasan dengan :
• Sebelah Utara dengan Kabupaten Aceh Tenggara (provinsi NAD) dan Kabupaten Tanah
Karo
• Sebelah Timur dengan Kabupaten Toba Samosir
• Sebelah Selatan dengan Kabupaten Pakpak Bharat
• Sebelah Barat dengan Kabupaten Aceh Selatan ( Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam ).
Sebagian besar tanahnya didapati bukit-bukit dengan kemiringan bervariasi sehingga
terjadi iklim hujan tropis. Pada umumnya Kabupaten Dairi berada pada ketinggian rata-rata 700-1.250 meter di atas permukaan laut. Sedangkan Kecamatan Tigalingga, Kecamatan Siempat  Nempu dan Kecamatan Silima Pungga-pungga terletak pada ketinggian antara 400-1.360 meter  di atas permukaan laut. Kecamatan Sumbul, Sidikalang, Kerajaan dan Kecamatan Tanah Pinem  berada pada ketinggian 700-1.660 meter di atas permukaan laut.



Berikut merupakan peta lokasi  Kabupaten Dairi Sumatera Utara (doc. Google Map):
Tanda berhuruf A yang berwarna merah merupakan lokasi Desa Siempat Hulu Kabupaten Dairi di mana desa tersebut memiliki beberapa perkebunan yang masih dapat dimanfaatkan diantaranya untuk memanen kopi.
BUDIDAYA TANAMAN KOPI ARABIKA
Pada dasarnya untuk usaha tani dan budidaya kopi melalui kegiatan Perluasan, Peremajaan dan Rehabilitasi adalah sama seperti pada kegiatan penanaman baru, yaitu :
Ø  Syarat Tumbuh
·         Lokasi
ü  Letaknyas terisolir dari pertanaman kopi varietas lain ± 100 meter.
ü  Lahan bebas hama dan penyakit
ü  Mudah pengawasan

·         Tanah
ü  PH tanah                  : 5,5 – 6,5
ü  Top Soil                    : Minimal 2 %.
ü  Strukrur tanah          : Subur, gembur ke dalaman relative > 100 cm.
·         Iklim
ü  Tinggi tempat           : 800 – 2000 m dpl
ü  Suhu                         : 15º C - 25º C.
ü  Curah hujan              : 1.750 – 3000 mm/thn
                                                      Bulan kering 3 bulan
PEMBUKAAN LAHAN
Lahan yang digunakan untuk penanaman kopi dapat berasal dari lahan alang-alang dan semak belukar, lahan primer atau lahan konversi.  Pada lahan alang-alang dan semak belukar, cara pembukaan lahan dilakukan dengan pembabatan secara manual atau dengan menggunakan herbisida. Pada lahan primer dilakukan dengan cara menebang pohon-pohon, sedangkan yang dari lahan konversi dilakukan dengan menebang atau membersihkan tanaman yang terdahulu.

Ø  Bahan Tanaman
Untuk perbanyakan tanaman di lapangan diperlukan Bibit Siap Salur dengan kriteria sebagai berikut :
·         Sumber benih                          : Harus berasal dari kebun induk atau
                                                         perusahaan yang telah ditunjuk.
·         Umur bibit                               : 8 -12 bulan
·         Tinggi                                      : 20 -40 cm
·         Jumlah minimal daun tua        : 5 – 7
·         Jumlah cabang primer             : 1
·         Diameter batang                      : 5 – 6 cm
Kebutuhan bibit/ha
·         Jarak tanam                             : 1,25 m x 1,25 m
·         Populasi                                   : 6.400 tanaman Untuk sulaman   :           25 %
Ø  Penanaman
a.       Jarak Tanam
Sistem jarak tanam untuk kopi arabika antara lain :
·         Segi empat            : 2,5 x 2,5 m
·         Pagar                     : 1,5 x 1,5 m
·         Pagar ganda : 1,5 x 1,5 x 3 cm
b.    Lobang Tanam
·         Harus dibuat 3 bulan sebelum tanam.
·           Ukuran lubang 50 x 50 x 50 cm, 60 x 60 x 60 cm, 75 x 75 x 75 cm atau 1 x 1 x 1 m untuk tanah yang berat.
·         Tanah galian diletakan di kiri dan kanan lubang.
·         Lubang dibiarkan terbuka selama 3 bulan.
·         2 -4 minggu sebelum tanam, tanah galian yang telah dicampur dengan pupuk kandang yang masak sebanyak 15/20  kg/lubang, dimasukkan kembali ke dalam lubang.
·         Tanah urugan jangan dipadatkan.
  1. Penanaman
ü  Penanaman dilakukan pada musim hujan
ü  Leher akar bibit ditanam rata dengan permukaan tanah.
Ø  Pemeliharaan
a.       Penyiangan
·         Membersihkan gulma di sekitar tanaman kopi.
·         Penyiangan dapat dilakukan bersama-sama dengan penggemburan tanah
·         Untuk tanaman dewasa dilakukan 2 x setahun
b.      Pohon Pelindung
·         Penanaman pohon pelindung
ü  Tanaman kopi sangat memerlukan naungan untuk menjaga agar tanaman kopi jangan berbuah terlalu banyak sehingga kekuatan tanaman cepat habis.
ü  Pohon pelindung ditanam 1 – 2 tahun sebelum penaman kopi, atau memanfaatkan tanaman pelindung yang ada.
ü  Jenis tanaman untuk pohon pelindung antara lain lamtoro, dadap, sengon, dll.

·         Pengaturan pohon pelindung
ü  Tinggi pencabangan pohon pelindung diusahakan 2 x tinggi pohon kopi
ü  Pemangkasan pohon pelindung dilakukan pada musim hujan.
ü  Apabila tanaman kopi dan pohon pelindung telah cukup besar, pohon pelindung bisa diperpanjang menjadi 1 : 2 atau 1 : 4.
c.       Pemangkasan Kopi
·         Pangkasan Bentuk
ü  Tinggi pangkasan 1,5 – 1,8 m
ü  Cabang primer teratas harus dipotong tinggi 1 ruas
ü  Pemangkasan dilakukan di akhir musim hujan
·         Pangkasan Produksi
ü  Pembuangan tunas wiwilan (tunas air) yang tumbuh ke atas.
ü  Pembuangan cabang cacing dan cabang balik yang tidak menghasilkan buah.
ü  Pembuanagn cabang-cabang yang terserang hama penyakit.
ü  Pemangkasan dilakukan 3 – 4 kali setahun dan dikerjakan pada awal musim hujan.
·         Pangkasan Rejupinasi (pemudaan)
ü  Ditujukan pada tanaman yang sudah tua dan produksinya sudah turun menurun
ü  Pada awal musim hujan, batang dipotong miring setinggio 40 – 50 cm dari leher akar. Bekas potongan dioles dengan aspal.
ü  Tanah disekeliling tanaman dicangkul dan dipupuk
ü  Dari beberapa tunas yang tumbuh pelihara 1 -2 tunas yang pertumbuhannya baik dan lurus ke atas.
ü  Setelah cukup besar, disambung dengan jenis yang baik dan produksinya tinggi.

Ø  Pemupukan
d.      Dosis pemupukan kopi per pohon adalah :
·   Umur 1 tahun                 :  50 gr Urea, 40 gr TSP, dan 40 gr KCL.
·   Umur 2 tahun                 :  100 gr Urea, 80 gr TSP, dan 80  gr KCL.
·   Umur 3 tahun                 :  150 gr Urea, 100 gr TSP, dan 100 gr KCL.
·   Umur 4 tahun                 :  200 gr Urea, 100 gr TSP, dan 100 gr KCL.
·   Umur 5-10 tahun            :  300 gr Urea, 150 gr TSP, dan 240 gr KCL.
·   Umur 10 thn keatas        :  500 gr Urea, 200 gr TSP, dan 320 gr KCL.
e.       Pupuk diberikan dua kali setahun yaitu awal dan akhir musim hujan masing-masing setengah dosis.
f.       Cara pemupukan dengan membuat parit melingkar pohon sedalam ± 10 cm, dengan jarak proyek tajuk pohon (± 1 m)

Ø  Pengendalian Hama Penyakit.
g.      Hama
·         Hama Bubuk Buah
ü  Penyebab adalah sejenis kumbang kecil
ü  Menyerang buah muda dan tua
ü  Pengendalian dengan mekanis yaitu dengan mengumpulkan buah-buah yang terserang, secara kultur teknis dengan penjarangan naungan dan tanaman sedangkan secara chemis dengan Insektisida Dimecron 50 SCW, Tamaron, Argothion, Lebaycide, Sevin 85 S dengan dosis 2 cc / liter air.
·         Bubuk Cabang (Xyloborus moliberus)
ü   Menyerang/menggerek cabang dan ranting kecil 3 – 7 dari pucuk kopi.
ü   Daun menjadi kuning dan rontok kemudian cabang akan mongering.
ü   Pengendalian sama seperti pada hama bubuk buah.
h.      Penyakit
Penyakit Karat Daun
ü   Penyebab adalah sejenis Cendawan.
ü   Tanda serangan ada bercak-bercak merah kekuningan pada bagian bawah daun, sedangkan di permukaan daun ada bercak kuning. Kemudian daun gugur, ujung cabang muda kering dan buah kopi menjadi hitam kering dan kualitas tidak baik selanjutnya tanaman akan mati.
ü   Pengendalian secara kultur teknis dengan menanam jenis kopi arabika yang tahan sepertio S 333, S 288 dan S 795 serta menjaga agar kondisi FungisidaDithane M-45 dengan dosis 2 gr/liter air.
i.        Panen
·         Kopi Arabika mulai berbuah pada umur 4 tahun.
·         Petik buah yang betul masak dengan warna merah, tua agar menghasilkan kopi yang berkualitas.
·         Pada waktu panen (pemetikan) agar berhati-hati supaya tidak ada bagian pohon/cabang/ranting) yang rusak.

Dampak Pembudidayaan Kopi
a.       Dampak Positif
·         Meningkatkan kesejahteraan petani karena permintaan terhadap kopi telah banyak dibutuhkan oleh masyarakat.
·         Terbukanya lapangan pekerjaan untuk masyarakat dari pertanian kopi karena ada beberapa proses pertanian yang membutuhkan bantuan orang banyak, seperti pada saat pembibitan dan pemanenan.
·         Berjalannya pabrik-pabrik industri kopi dan home industri yang semakin maju karena pasokan bahan tumbuhan kopi cukup banyak.
b.      Dampak Negatif
·         Menurunnya kualitas tanah akibat pertanian monokultur kopi  yang diakibatkan pupuk buatan yang digunakan sehingga tanah menjadi limbah dan sulit untuk ditanami apapun.
·         Rusaknya ekosistem pada area lahan  hutan yang sering digunakan untuk pembukaan lahan kopi karena proses pasca panen melalui pembakaran sisa-sisa dau tebu yang menyebabkan kematian hewan dan vegetasi yang menguntungkan maupun merugikan untuk pertanian.
·         Petani menjad tergantung pada pupuk sintesis karena menurunnya kualitas tanah akibat pertanian kopi  terus menerus menyebabkan petani harus menggunakan pupuk sintesis tiap tahun.


1.      Tabel isu
Fase
Komponen Lingkungan Hidup
Jenis Dampak
Pra Konstruksi
Status lahan
Konflik sosial dengan masyarakat akibat pembukaan lahan hutan
Konstruksi
Kualitas udara dan suara
Bising mesin dan ,debu akibat pembajakan dan pembukaan lahan  kopi
Operasi
Kualitas air
Kualitas tanah
Air hujan dan air irigasi
Penggunaan pupuk sintesis secara terus menerus dan sisa kulit kopi.
Pasca operasi
Bentang alam


Manusia
Ekosistem rusak akibat limbah hasil pemrosesan kopi
Sesak napas akibat debu dan limbah  sisa kulit kopi