Selasa, 18 Februari 2014

LAHAN BUDIDAYA DAN PABRIK PENGOLAHAN KOPI DI KABUPATEN DAIRI SUMATERA UTARA

Tanaman kopi merupakan komoditi ekspor yang cukup menggembirakan karena mempunyai nilai ekonomis yang relative tinggi di pasaran dunia. Tanaman kopi jenis arabika saat ini mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi dibandingkan dengan kopi Robusta yang mana pada tahun 1990 harga kopi Arabika 1,85 U$D/Kg, sedangkan kopi Robusta 0,83 U$D/Kg.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan harga kopi Robusta di pasaran dunia antara lain :
  1. Kelangkaan pasok jenis kopi Arabika.
  2. Kopi robusta mengalami over supply.
  3. Penggunaan kopi Robusta semakin tinggi.
  4. Situasi pasaran dunia untuk jenis Robusta menurun sehingga ICO melakukan pemotongan kuota sebanyak 2 kali lipat dalam setahun.
Dari hal tersebut perlu adanya usaha pemilihan jenis kopi yang mempunyai nilai ekonomis dan rasa yang relatif baik serta yang tahan terhadap penyakit karat daun.  
Usaha untuk merebut peluang pasar kopi antara lain dengan Pengembangan tanaman kopi Arabika melalui kegiatan peremajaan, peluasan dan rehabilitasi tanaman kopi dari kopi Robusta menjadi kopi Arabika.
LOKASI INDUSTRI
            Kabupaten Dairi mempunyai Luas 191.625 Hektar yaitu sekitar 2,68 % dari luas provinsi  Sumatera Utara (7.160.000 Hektar). Kabupaten Dairi terletak sebelah Barat Laut propinsi  Sumatera Utara. Kabupaten Dairi sebagian besar terdiri dari dataran tinggi dan berbukit-bukit  yang terletak antara 98°00’-98°30’ dan 2°15’-3°00’ LU. Kabupaten Dairi yang terletak di sebelah Barat laut Provinsi Sumatera Utara yang berbatasan dengan :
• Sebelah Utara dengan Kabupaten Aceh Tenggara (provinsi NAD) dan Kabupaten Tanah
Karo
• Sebelah Timur dengan Kabupaten Toba Samosir
• Sebelah Selatan dengan Kabupaten Pakpak Bharat
• Sebelah Barat dengan Kabupaten Aceh Selatan ( Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam ).
Sebagian besar tanahnya didapati bukit-bukit dengan kemiringan bervariasi sehingga
terjadi iklim hujan tropis. Pada umumnya Kabupaten Dairi berada pada ketinggian rata-rata 700-1.250 meter di atas permukaan laut. Sedangkan Kecamatan Tigalingga, Kecamatan Siempat  Nempu dan Kecamatan Silima Pungga-pungga terletak pada ketinggian antara 400-1.360 meter  di atas permukaan laut. Kecamatan Sumbul, Sidikalang, Kerajaan dan Kecamatan Tanah Pinem  berada pada ketinggian 700-1.660 meter di atas permukaan laut.



Berikut merupakan peta lokasi  Kabupaten Dairi Sumatera Utara (doc. Google Map):
Tanda berhuruf A yang berwarna merah merupakan lokasi Desa Siempat Hulu Kabupaten Dairi di mana desa tersebut memiliki beberapa perkebunan yang masih dapat dimanfaatkan diantaranya untuk memanen kopi.
BUDIDAYA TANAMAN KOPI ARABIKA
Pada dasarnya untuk usaha tani dan budidaya kopi melalui kegiatan Perluasan, Peremajaan dan Rehabilitasi adalah sama seperti pada kegiatan penanaman baru, yaitu :
Ø  Syarat Tumbuh
·         Lokasi
ü  Letaknyas terisolir dari pertanaman kopi varietas lain ± 100 meter.
ü  Lahan bebas hama dan penyakit
ü  Mudah pengawasan

·         Tanah
ü  PH tanah                  : 5,5 – 6,5
ü  Top Soil                    : Minimal 2 %.
ü  Strukrur tanah          : Subur, gembur ke dalaman relative > 100 cm.
·         Iklim
ü  Tinggi tempat           : 800 – 2000 m dpl
ü  Suhu                         : 15º C - 25º C.
ü  Curah hujan              : 1.750 – 3000 mm/thn
                                                      Bulan kering 3 bulan
PEMBUKAAN LAHAN
Lahan yang digunakan untuk penanaman kopi dapat berasal dari lahan alang-alang dan semak belukar, lahan primer atau lahan konversi.  Pada lahan alang-alang dan semak belukar, cara pembukaan lahan dilakukan dengan pembabatan secara manual atau dengan menggunakan herbisida. Pada lahan primer dilakukan dengan cara menebang pohon-pohon, sedangkan yang dari lahan konversi dilakukan dengan menebang atau membersihkan tanaman yang terdahulu.

Ø  Bahan Tanaman
Untuk perbanyakan tanaman di lapangan diperlukan Bibit Siap Salur dengan kriteria sebagai berikut :
·         Sumber benih                          : Harus berasal dari kebun induk atau
                                                         perusahaan yang telah ditunjuk.
·         Umur bibit                               : 8 -12 bulan
·         Tinggi                                      : 20 -40 cm
·         Jumlah minimal daun tua        : 5 – 7
·         Jumlah cabang primer             : 1
·         Diameter batang                      : 5 – 6 cm
Kebutuhan bibit/ha
·         Jarak tanam                             : 1,25 m x 1,25 m
·         Populasi                                   : 6.400 tanaman Untuk sulaman   :           25 %
Ø  Penanaman
a.       Jarak Tanam
Sistem jarak tanam untuk kopi arabika antara lain :
·         Segi empat            : 2,5 x 2,5 m
·         Pagar                     : 1,5 x 1,5 m
·         Pagar ganda : 1,5 x 1,5 x 3 cm
b.    Lobang Tanam
·         Harus dibuat 3 bulan sebelum tanam.
·           Ukuran lubang 50 x 50 x 50 cm, 60 x 60 x 60 cm, 75 x 75 x 75 cm atau 1 x 1 x 1 m untuk tanah yang berat.
·         Tanah galian diletakan di kiri dan kanan lubang.
·         Lubang dibiarkan terbuka selama 3 bulan.
·         2 -4 minggu sebelum tanam, tanah galian yang telah dicampur dengan pupuk kandang yang masak sebanyak 15/20  kg/lubang, dimasukkan kembali ke dalam lubang.
·         Tanah urugan jangan dipadatkan.
  1. Penanaman
ü  Penanaman dilakukan pada musim hujan
ü  Leher akar bibit ditanam rata dengan permukaan tanah.
Ø  Pemeliharaan
a.       Penyiangan
·         Membersihkan gulma di sekitar tanaman kopi.
·         Penyiangan dapat dilakukan bersama-sama dengan penggemburan tanah
·         Untuk tanaman dewasa dilakukan 2 x setahun
b.      Pohon Pelindung
·         Penanaman pohon pelindung
ü  Tanaman kopi sangat memerlukan naungan untuk menjaga agar tanaman kopi jangan berbuah terlalu banyak sehingga kekuatan tanaman cepat habis.
ü  Pohon pelindung ditanam 1 – 2 tahun sebelum penaman kopi, atau memanfaatkan tanaman pelindung yang ada.
ü  Jenis tanaman untuk pohon pelindung antara lain lamtoro, dadap, sengon, dll.

·         Pengaturan pohon pelindung
ü  Tinggi pencabangan pohon pelindung diusahakan 2 x tinggi pohon kopi
ü  Pemangkasan pohon pelindung dilakukan pada musim hujan.
ü  Apabila tanaman kopi dan pohon pelindung telah cukup besar, pohon pelindung bisa diperpanjang menjadi 1 : 2 atau 1 : 4.
c.       Pemangkasan Kopi
·         Pangkasan Bentuk
ü  Tinggi pangkasan 1,5 – 1,8 m
ü  Cabang primer teratas harus dipotong tinggi 1 ruas
ü  Pemangkasan dilakukan di akhir musim hujan
·         Pangkasan Produksi
ü  Pembuangan tunas wiwilan (tunas air) yang tumbuh ke atas.
ü  Pembuangan cabang cacing dan cabang balik yang tidak menghasilkan buah.
ü  Pembuanagn cabang-cabang yang terserang hama penyakit.
ü  Pemangkasan dilakukan 3 – 4 kali setahun dan dikerjakan pada awal musim hujan.
·         Pangkasan Rejupinasi (pemudaan)
ü  Ditujukan pada tanaman yang sudah tua dan produksinya sudah turun menurun
ü  Pada awal musim hujan, batang dipotong miring setinggio 40 – 50 cm dari leher akar. Bekas potongan dioles dengan aspal.
ü  Tanah disekeliling tanaman dicangkul dan dipupuk
ü  Dari beberapa tunas yang tumbuh pelihara 1 -2 tunas yang pertumbuhannya baik dan lurus ke atas.
ü  Setelah cukup besar, disambung dengan jenis yang baik dan produksinya tinggi.

Ø  Pemupukan
d.      Dosis pemupukan kopi per pohon adalah :
·   Umur 1 tahun                 :  50 gr Urea, 40 gr TSP, dan 40 gr KCL.
·   Umur 2 tahun                 :  100 gr Urea, 80 gr TSP, dan 80  gr KCL.
·   Umur 3 tahun                 :  150 gr Urea, 100 gr TSP, dan 100 gr KCL.
·   Umur 4 tahun                 :  200 gr Urea, 100 gr TSP, dan 100 gr KCL.
·   Umur 5-10 tahun            :  300 gr Urea, 150 gr TSP, dan 240 gr KCL.
·   Umur 10 thn keatas        :  500 gr Urea, 200 gr TSP, dan 320 gr KCL.
e.       Pupuk diberikan dua kali setahun yaitu awal dan akhir musim hujan masing-masing setengah dosis.
f.       Cara pemupukan dengan membuat parit melingkar pohon sedalam ± 10 cm, dengan jarak proyek tajuk pohon (± 1 m)

Ø  Pengendalian Hama Penyakit.
g.      Hama
·         Hama Bubuk Buah
ü  Penyebab adalah sejenis kumbang kecil
ü  Menyerang buah muda dan tua
ü  Pengendalian dengan mekanis yaitu dengan mengumpulkan buah-buah yang terserang, secara kultur teknis dengan penjarangan naungan dan tanaman sedangkan secara chemis dengan Insektisida Dimecron 50 SCW, Tamaron, Argothion, Lebaycide, Sevin 85 S dengan dosis 2 cc / liter air.
·         Bubuk Cabang (Xyloborus moliberus)
ü   Menyerang/menggerek cabang dan ranting kecil 3 – 7 dari pucuk kopi.
ü   Daun menjadi kuning dan rontok kemudian cabang akan mongering.
ü   Pengendalian sama seperti pada hama bubuk buah.
h.      Penyakit
Penyakit Karat Daun
ü   Penyebab adalah sejenis Cendawan.
ü   Tanda serangan ada bercak-bercak merah kekuningan pada bagian bawah daun, sedangkan di permukaan daun ada bercak kuning. Kemudian daun gugur, ujung cabang muda kering dan buah kopi menjadi hitam kering dan kualitas tidak baik selanjutnya tanaman akan mati.
ü   Pengendalian secara kultur teknis dengan menanam jenis kopi arabika yang tahan sepertio S 333, S 288 dan S 795 serta menjaga agar kondisi FungisidaDithane M-45 dengan dosis 2 gr/liter air.
i.        Panen
·         Kopi Arabika mulai berbuah pada umur 4 tahun.
·         Petik buah yang betul masak dengan warna merah, tua agar menghasilkan kopi yang berkualitas.
·         Pada waktu panen (pemetikan) agar berhati-hati supaya tidak ada bagian pohon/cabang/ranting) yang rusak.

Dampak Pembudidayaan Kopi
a.       Dampak Positif
·         Meningkatkan kesejahteraan petani karena permintaan terhadap kopi telah banyak dibutuhkan oleh masyarakat.
·         Terbukanya lapangan pekerjaan untuk masyarakat dari pertanian kopi karena ada beberapa proses pertanian yang membutuhkan bantuan orang banyak, seperti pada saat pembibitan dan pemanenan.
·         Berjalannya pabrik-pabrik industri kopi dan home industri yang semakin maju karena pasokan bahan tumbuhan kopi cukup banyak.
b.      Dampak Negatif
·         Menurunnya kualitas tanah akibat pertanian monokultur kopi  yang diakibatkan pupuk buatan yang digunakan sehingga tanah menjadi limbah dan sulit untuk ditanami apapun.
·         Rusaknya ekosistem pada area lahan  hutan yang sering digunakan untuk pembukaan lahan kopi karena proses pasca panen melalui pembakaran sisa-sisa dau tebu yang menyebabkan kematian hewan dan vegetasi yang menguntungkan maupun merugikan untuk pertanian.
·         Petani menjad tergantung pada pupuk sintesis karena menurunnya kualitas tanah akibat pertanian kopi  terus menerus menyebabkan petani harus menggunakan pupuk sintesis tiap tahun.


1.      Tabel isu
Fase
Komponen Lingkungan Hidup
Jenis Dampak
Pra Konstruksi
Status lahan
Konflik sosial dengan masyarakat akibat pembukaan lahan hutan
Konstruksi
Kualitas udara dan suara
Bising mesin dan ,debu akibat pembajakan dan pembukaan lahan  kopi
Operasi
Kualitas air
Kualitas tanah
Air hujan dan air irigasi
Penggunaan pupuk sintesis secara terus menerus dan sisa kulit kopi.
Pasca operasi
Bentang alam


Manusia
Ekosistem rusak akibat limbah hasil pemrosesan kopi
Sesak napas akibat debu dan limbah  sisa kulit kopi



Tidak ada komentar:

Posting Komentar